Jaringan Ikat Khusus (Tulang Rawan Dan Tulang Sejati)
Jaringan ikat khusus mempunyai fungsi khusus, misalnya menyimpan energi dalam bentuk lemak, menahan goncangan, dan membentuk darah. Contoh jaringan ikat khusus adalah jaringan lemak yang ada di bawah kulit. Jaringan ikat dengan sifat khusus terdiri atas jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan tulang keras, serta darah dan limfa.
1. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)
Jaringan tulang rawan (kartilago) adalah jaringan yang banyak ditemukan pada bayi dan anak-anak. tersusun dari sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang berkembang dari bakal sel tulang rawan (kondroblas). kondrosit meghasilkan matriks.
Sel kartilago terdiri dari kondrosit dan kondroblasl. Serat dan substansi dasar membentuk substansi interselular atau matriks. Matriks merupakan suatu wujud kaku bahkan keras, yang substansi dasarnya terdiri atas proteoglikans yang mengandung kondroitin sulfat untuk kartilago.
Kartilago dicirikan oleh suatu matriks ekstraseluler yang kaya akan glikosaminoglikan dan proteoglikan. Merupakan jaringan ikat khusus dimana matriks ekstraselnya berkonsistensi padat, sehingga kartilago ini memiliki daya kenyal yang memungkinkan jaringan ini menahan stres mekanik tanpa mengalami distorsi.
Matriks jaringan tulang rawan terdiri atas kondrin, yaitu zat jernih seperti kanji yang terbuat dari mukopolisakarida dan fosfat. Oleh karena itu, sel tulang rawan disebut kondrosit. Kondrosit berfungsi mensintesis dan mempertahankan matriks yang mengandung serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut fibrosa. Kondrin dihasilkan oleh sel kondroblast yang terletak pada lakuna. Tulang rawan selalu terbungkus oleh membran perikondrium karena masih bersifat lunak.
Jaringan tulang rawan pada anak berasal dari jaringan ikat embrional (mesenkim), sedangkan pada orang dewasa dibentuk oleh selaput rawan atau fibrosa tipis yang dinamakan perikondrium. Pada stadium embrio, rangka hewan mamalia terdiri atas kartilago (tulang rawan). Pada perkembangan selanjutnya, sebagian mengalami osifikasi (mengeras) menjadi tulang keras dan hanya sebagian kecil yang tersisa pada stadium dewasa. Misalnya pada daun telinga, hidung, serta antarruas tulang belakang dan tulang dada.
Tulang rawan berfungsi sebagai rangka tubuh pada awal embrio, menunjang jaringan lunak dan organ dalam, serta melicinkan permukaan tulang dan sendi. Tulang rawan tidak mempunyai saraf dan pembuluh darah. Perhatikan struktur tulang rawan penyusun trakea pada Gambar1.
Gambar 1. Jaringan tulang rawan yang terdapat pada trakea
Fungsi kartilago yang lain ialah menunjang jaringan lunak. Karena permukaannya licin dan berdaya kenyal, maka kartilago merupakan daerah peredam guncangan dan permukaan gesekan bagi sendi.
Kolagen,asam hialuronat, proteoglikan dan sejumlah kecil glikoprotein tertentu merupakan makromolekul utama dalam semua jenis matriks kartilago.
Kolagen,asam hialuronat, proteoglikan dan sejumlah kecil glikoprotein tertentu merupakan makromolekul utama dalam semua jenis matriks kartilago.
Kartilago tidak mempunyai pembuluh darah dan mendapatkan makanannya melalui difusi dari kapiler dalam jaringan ikat yang berdekatan (perikondrium) atau melalui cairan sinovial. Pada keadaan tertentu, pembuluh darah menerobos kartilago untuk mengangkut makanan bagi jaringan lain, namun pembuluh ini tidak memasok makanan bagi kartilago.
Kartilago terdiri atas :
1. kondroblas
2. kondrosit
3. substansi interseluler
4. perikondrium
Kondroblas : fibroblas, keduanya adalah ‘sel bakal’ yang berbentuk oval terletak di pinggir dari kartilago. Kondroblas adalah bakal sel kartilago.
Kondrosit mempunyai inti yang khas berbentuk bundar dengan sebuah nucleus atau dua buah nucleoli. Kondrosit terletak di dalam lacuna ( celah ) berbentuk bulat. Ia disebut juga sel kartilago ( yang kalau berkelompok disebut sel isogen ). Letak chondrocyt di dalam jaringan tulang rawan lebih ke dalam daripada letak chondroblast.
Substansi interseluler terdiri dari komponen fibriler dan substansi dasar, matriks amorf “gel”. Perikondrium merupakan jaringan pengikat yang membungkus kartilago, terdiri dari sel fibrosit yang gepeng dan diantaranya terdapat serat kolagen. Kartilago terbentuk sel mesenkim. Modifikasi pertama yang tampak ialah membulatnya sel-sel mesenkim, yang menarik kembali juluran-julurannya, membelah dengan cepat, dan mengelompok. Sel-sel yang dibentuk melalui diferensiasi langsung dari sel mesenkim ini disebut Kondroblas. Sintesis dan pelepasan matriks mulai memisahkan kondroblas satu terhadap lainnya. Kejadian diferensiasi kartilago berlangsung dari pusat ke luar, karena nya sel-sel yang lebih di pusat memiliki ciri kondrosit sedangkan sel-sel perifer memiliki ciri kondroblas. Mesenkim superficial bekembang menjadi kondroblas dan fibroblas dari perikondrium.
· Pertumbuhan kartilago dapat terjadi melalui 2 proses :
Pertumbuhan interstisial, akibat pembelahan mitosis dari khondrosit-kondrosit yang ada.
Pertumbuhan interstisial, akibat pembelahan mitosis dari khondrosit-kondrosit yang ada.
· Pertumbuhan aposisil, akibat diferensiasi sel-sel perikondrium.
Pertumbuhan sebenarnya jadi jauh lebih besar daripada sekedar penambahan jumlah sel. Pertumbuhan interstisial penting untuk menambah panjang tulang panjang dan menyediakan model kartilago untuk penulangan endokondral.
Pada tulang rawan sendi, saat sel-sel dan matriks dekat permukaan sendi secara berangsur menjadi aus, maka tulang rawan ini harus diganti baru dari dalam, karena tidak ada perikondrium untuk menambah sel-sel baru secara aposisi. Pada kartilago yang ditemukan di tempat lain dari tubuh, pertumbuhan interstisial tidak begitu penting karena matriksnya telah menjadi sangat kaku akibat adanya ikatan silang dari unsur matriks. Tulang rawan kemudian hanya dapat tumbuh melebar melalui aposisi.
Pada tulang rawan sendi, saat sel-sel dan matriks dekat permukaan sendi secara berangsur menjadi aus, maka tulang rawan ini harus diganti baru dari dalam, karena tidak ada perikondrium untuk menambah sel-sel baru secara aposisi. Pada kartilago yang ditemukan di tempat lain dari tubuh, pertumbuhan interstisial tidak begitu penting karena matriksnya telah menjadi sangat kaku akibat adanya ikatan silang dari unsur matriks. Tulang rawan kemudian hanya dapat tumbuh melebar melalui aposisi.
Kalsifikasi berdasarkan jumlah matriks amorf dan jumlah serabut kolagen terbagi menjadi 3:
a. Kartilago Hyalin
Kartilago hyalin segar berwarna putih kebiruan dan translusen. Pada embrio berfungsi sebagai kerangka sementara hingga secara berangsur-ahgsur hilang diganti dengan tulang. Sedangkan pada mamalia dewasa , kartilago hyalin terdapat di permukaan sendi pada sendi yang dapat bergerak, dinding jalan nafas yang lebih besar (hidung,laring,trakea,bronki), dan ujung ventral iga, tempat berartikulasi dengan sternum, dan pada lempeng epifise.
Komponen penting dari matriks kartilago adalah kondronektin,sebuah makromolekul yang membantu perlekatan kondrosit pada kolagen matriks. Matriks kartilago yang tepat ,mengelilingi setiap kondrosit banyak mengandung glikosaminoglikan dan sedikit kolagen.
Kecuali pada kartilago sendi,semua kartilago hyalin ditutupi oleh selapis jaringan ikat padat,perikondrium, yang esensial bagi pertumbuhan dan pemeliharaan tulang rawan. Terdiri dari dua lapisan : lapisan fibrosa dan lapisan khondrogenik
Pada tepian kartilago hyalin, kondrosit muda berbentuk lonjong, dengan sumbu panjang paralel dengan permukaan. Lebih ke dalam bentuknya bulat, dan dapat berkelompok hingga 8 sel, kesemuanya adalah hasil dari pembelahan mitosis dari kondrosit. Kelompok demikian disebut dengan kelompok isogen.
Struktur paling luar dari kartilago Hyalin bagian atas sama dengan dari bawah masing-masing terdapat selaput perikondrium yang kaya fibroblas. Agak ke tengah terdapat kondroblas atau sel kartilago muda dalam kapsula kecil dengan sitoplasma penuh. Makin ke tengah terdapat kondrosit atau sel rawan dewasa dalam berkelompok seperti bagian paling tengah, kondrosit tampak membentuk kelompok dua-dua empat-empat, dan disebut kelompok isogen. Tiap kelompok isogen dikelilingi matriks teritorial dan menampakkan kondrosit dengan sitoplasma tereduksi, sehingga tampak ruang antara sitoplasma dengan kapsula yang disebut lakuna. Antara dua kelompok isogen dipisahkan oleh matriks interteritorial.
Kartilago hialin mengandung serabut kolagen yang halus, berwarna putih kebirubiruan, dan tembus cahaya. Kartilago hialin terdapat pada ujung tulang keras, cakram epifisis, persendian, dan saluran pernapasan (dari hidung sampai dengan bronkus). Kartilago hialin berfungsi untuk memberi kekuatan, menyokong rangka embrionik, menyokong bagian tertentu rangka dewasa, dan membantu pergerakan persendian. Anda dapat mengamati penampang kartilago hialin pada Gambar 2.
Gambar 2. Penampang kartilago hialin
b. Kartilago Elastis
Kartilago elastis terdapat pada aurikula telinga,dinding meatus auditiva eksterna, tuba auditiva (eustachii), epiglotis dan sebagian kerangka larynx. Kartilago elastis segar berwarna kekuningan disebabkan oleh adanya elastin dalam serat-serat elastin. Strukturnya sama dengan kartilago hyalin. Kartilago elastis mengandung serabut elastis dan serabut kolagen. Matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan.
Kartilago ini lebih elastis dari kartilago yang lain sehingga mudah pulih posisinya. Kartilago ini terdapat di epiglotis, daun telinga, dan bronkiolus. Kartilago elastis berfungsi untuk memberi fleksibilitas dan sebagai penyokong. Anda dapat mengamati penampang kartilago elastis pada Gambar 3.
Gambar 3.Penampang kartilago elastis
c. Kartilago Fibrosa
Merupakan peralihan dari kartilago hyalin ke jaringan pengikat. Ditemukan pada diskus invertebrate, kartilago artikularis, symfisis osseum pubis. Struktur kartilago fibrosa terdiri dari serabut kolagen menutupi matriks ( sebagai anyaman padat ).
Kartilago fibrosa mengandung serabut kolagen yang padat dan kasar sehingga matriksnya berwarna gelap dan keruh. Kartilago fibrosa terdapat pada ruas-ruas tulang belakang, simfisis pubis, dan persendian.
Kartilago fibrosa berfungsi untuk menyokong dan melindungi bagian di dalamnya. Anda dapat mengamati penampang kartilago fibrosa pada Gambar 4.
Gambar 4. Penampang kartilago fibrosa
2. Jaringan Tulang Sejati
Jaringan tulang sejati (osteon) adalah jaringan ikat yang tersusun atas sel-sel tulang (osteosit) yang berkembang dari bakal sel tulang (osteoblas). Osteosit terletak di dalam lakuna. Antara satu osteosit dengan osteosit lainnya di dalam lakuna terhubungkan oleh saluran halus yang disebut kanalikuli. Lakuna dan osteositnya tersusun secara konsentris (melingkar) disebut lamela. Di tengah lamela terdapat saluran sentral mikroskopis disebut Saluran Havers yang mengandung pembuluh darah (vena, arteri, kapiler), saraf, dan pembuluh getah bening (limfe). Antara saluran Havers saling terhubungkan oleh Saluran Volkman.
Tulang merupakan jaringan yang sangat keras yang matriksnya tersusun dari : serat kolagen, senyawa organik (protein), dan senyawa anorganik, seperti: Ca3(PO4)2 = 85%, CaCO3 = 10%, CaCl2, MgCl2, MgSO4, dan FeSO4.
Tulang dewasa adalah tulang rawan yang telah mengalami mineralisasi, yaitu proses pengubahan bahan organik tulang menjadi bahan anorganik tulang. Mineral utama penyusun tulang adalah kalsium dan fosfor.
Bila tulang rusak, jaringan lama akan diserap oleh sel tulang berinti banyak (osteoklas) dan digantikan oleh sel tulang baru yang dihasilkan oleh osteoblas. Peristiwa penyerapan kembali (resorpsi) bagian tulang yang rusak dan pembentukan sel tulang baru disebut osifikasi. Lapisan tulang paling luar disebut periostium (berfungsi untuk memperbaiki keretakan/kerusakan tulang).
Gambar 5.
Tulang merupakan jaringan ikat yang termineralisasi (mengandung mineral). Sel tulang disebut osteosit yang dibentuk oleh osteoblast. Antara osteosit yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh kanalikuli. Matriks osteoblast mengandung kalsium fosfat yang memperkeras matriks sehingga tulang lebih keras daripada tulang rawan.
Berat tubuh mamalia dewasa, 15% berupa tulang. Berat tulang sebagian besar tersusun atas garam mineral, yaitu 85% kalsium fosfat, 10% kalsium karbonat, 4% magnesium klorida, dan 1% kalsium fluorida. Oleh karena itu susunan tulang menjadi keras dan kaku.
Endapan garam mineral menyusun dan melingkari bagian pusat tulang sehingga membentuk pita melingkar disebut lamela. Pada batas lamela terdapat lakuna yang di dalamnya terdapat osteosit (sel tulang). Setiap tulang dibungkus oleh periosteum, yaitu jaringan ikat fibrosa yang berbentuk lembaran pipih dan liat. Lapisan dalam dilapisi oleh endosteum.
Gambar 6. Penampang bujur tulang pipa
Perhatikan Gambar 6. Berdasarkan susunan matriksnya, jaringan tulang dibedakan menjadi tulang keras atau tulang kompak dan tulang berongga atau tulang spons. Tulang keras memiliki matriks yang susunannya rapat. Sementara itu, tulang spons memiliki susunan matriks longgar atau berongga.
Susunan anatomi tulang pipa terdiri atas bagian epifisis di kedua ujung dan diafisis di bagian tengah. Epifisis tulang pipa berbentuk bonggol serta tersusun oleh periosteum dan tulang rawan. Diafisis tulang pipa terdiri atas periosteum, tulang keras, tulang spons, dan rongga sumsum tulang.
Gambar 7. Sistem Havers pada jaringan tulang
Perhatikan Gambar 7. Pada tulang keras atau kompak, sel-sel tulang tersusun membentuk sebuah sistem yang disebut sistem Havers. Bagian tengah sistem Havers terdapat saluran disebut saluran Havers yang berisi pembuluh darah, pembuluh limfa, dan saraf. Di antara dua saluran Havers dihubungkan oleh saluran Volkman. Di sekeliling sistem Havers terdapat lapisan tulang yang disebut lamela. Pada lamela-lamela inilah terdapat osteosit (sel-sel tulang) yang menempati lakuna (rongga) yang tersusun secara konsentris. Susunan osteosit dapat Anda amati pada Gambar 8.
Gambar 8. Osteosit (sel tulang) pada lakuna
Anda telah mempelajari dua jenis jaringan tulang yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang keras. Seperti telah disebutkan di depan sel-sel tulang keras tersusun membentuk sebuah sistem yang disebut sistem Havers.
3. Kelainan Pada Jaringan Ikat Khusus (Tulang Rawan Dan Tulang Sejati)
a. Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai oleh adanya kelainan pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang didekatnya. Tulang rawan (kartilago) adalah bagian dari sendi yang melapisi ujung dari tulang yang memudahkan pergerakan dari sendi. Kelainan pada kartilago dapat menyebabkan tulang bergesakan satu sama lain. Hal ini dapat mengakibatkan kekakuan, nyeri, dan pembatasan gerakan pada sendi.
Osteoarthritis biasanya terjadi pada orang yang berusia di atas 45 tahun. Osteoarthritis terjadi pada pria sekitar umur 45 tahun dan pada wanita yang berusia 55 tahun. Secara keseluruhan, wanita lebih sering menderita Osteoarthritis daripada pria. Hal ini diduga karena bentuk pinggul wanita yang lebar dapat menyebabkan tekanan yang menahun pada sendi lutut. Osteorthritis juga sering ditemuan pada orang yang kelebihan berat badan dan mereka yang pekerjaannya mengakibatkan tekanan yang berlebihan pada sendi-sendi tubuh.
Osteoarthritis biasanya bermula dari kelainan pada sel-sel yang membentuk komponen tulang rawan, seperti kolagen (serabut protein yang kuat pada jaringan ikat), dan proteoglikan (bahan yang membentuk daya lenting pada tulang rawan). Akibat dari kelainan sel-sel tersebut, tulang rawan akhirnya menipis dan membentuk retakan-retakan pada permukaan sendi. Rongga kecil akan terbentuk di dalam sumsum dari tulang di bawah tulang rawan tersebut, sehingga tulang yang bersangkutan menjadi rapuh. Tubuh kita akan berusaha untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Akan tetapi, perbaikan yang dilakukan oleh tubuh mungkin tidak memadai sehingga mengakibatkan timbulnya benjolan pada pinggiran sendi (osteofit) yang terasa nyeri.
Pada akhirnya, permukaan tulang akan berubah menjadi kasar dan berlubang-lubang sehingga sendi tidak lagi dapat bergerak secara halus. Semua komponen yang ada pada sendi (tulang, kapsul sendi, jaringan sinovial, tendon, dan tulang rawan) mengalami kegagalan dan terjadi kekakuan sendi.
Penyebab pasti dari semua terjadinya kelainan ini sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti. Tetapi ada beberapa faktor resiko yang memungkinkan seseorang untuk menderita Osteoarthritis, yaitu :
· Umur
· Berat Badan
· Trauma pada Sendi
· Kelainan pada Otot
· Penyakit lain yang dapat mengganggu fungsi dan struktur normal pada tulang rawan, seperti remathoid arthritis, hemokromatosis, gout, akromegalli, dan sebagainya.
Gejala pada Osteoarthritis timbul secara bertahap. Awalnya kelainan berupa nyeri dan kekakuan pada sendi. Sendi-sendi jari tangan, pangkal ibu jari, leher, punggung sebelah bawah, jari kaki yang besar, panggul dan lutut adalah bagian yang paling sering terkena Osteoarthritis. Nyeri dapat bersifat ringan, sedang, atau berat hingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Bila penyakit berlanjut, maka makin lama sendi akan makin sulit untuk digerakkan dan pada akhirnya akan terhenti pada posisi tertekuk.
Pertumbuhan baru dari tulang rawan dan jaringan lainnya dapat menyebabkan membesarnya sendi, dan tulang rawan yang permukaannya kasar akan menimbulkan sura yang gemeretak pada saat sendi digerakkan. Pada beberapa sendi, ligamen (yang mengelilingi dan menyokong sendi) dapat teregang sehingga sendi jadi tidak stabil. Menyentuh atau menggerakkan sendi ini dapat menyebabkan nyeri yang hebat.
Osteoarthritis yang terjadi pada sendi-sendi di leher atau dipunggung dapat menyebabkan gejala mati rasa, kesemutan, nyeri, dan kelemahan pada lengan dan tungkai, jika pertumbuhan tulang berlebihan menekan persarafan yang ada disekitarnya. Kadang terjadi penekanan pada pembuluh darah yang menuju ke otak bagian belakang, sehingga dapat timbul gangguan penglihatan, vertigo, mual, dan muntah. Pertumbuhan tulang yang terjadi di sekitar juga dapat menyebabkan gangguan pada proses menelan.
b. Tumor Tulang
- Osteosarkoma
Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik) tumor ganas jaringan tulang yang biasanya mengenai pada ujung tulang panjang. Perkembangan keganasan sangat pesat sehingga cepat merusak jaringan tulang sekitar dan menyebar secarahematogen ke organ lain terutama paru-paru dan berakhir dengan kematian.
- Osteokondroma
Osteokondroma merupakan tumor jinak yang sering ditemukan ditandai dengan penonjolan tulang yang dilapisi dengan tulang rawan.
- Kondroblastoma
Kondroblastoma merupakan tumor ganas berasal dari jaringan tulang rawan yang biasanya mengenai tulang pelvis dan tulang panjang terutama dekat sendi lutut.
- Tumor Ewing
Tumor Ewing merupakan tumor tulang dengan gambaran khas namun tidak diketahui dari mana asal perkembangan selnya. Gambaran khas berupa reaksi pembentukan tulang baru yang berlapis sehingga lazim disebut dengan onion skin appearance. Keganasan tumor ini juga pesat dengan penyebaran ke paru-paru.